Pangeran angkawijaya (kelak bergelar prabu geusan ulun) lahir pada tanggal 3 bagian terang bulan srawana tahun 1480 saka (+ 19 juli 1558). Peristiwa penobatan prabu geusan ulun sebagai cakrawarti atau nalendra merupakan kebebasan sumedang untuk mengsejajarkan diri dengan kerajaan banten dan cirebon. Namun di balik kekuasaannya, terdapat kisah cinta antara sang.
Prabu geusan ulun bukan sekadar tokoh sejarah; Perubahan nama dari selayang pandang museum menjadi prabu geusan ulun. Dalam sejarah prabu geusan ulun yang dikenal juga sebagai pangeran.
Dia dijadikan titik tolak urutan para menak. Dimulai dari pewarisan kekuasaan/ kerajaan kepada salah satu putranya yang bernama prabu geusan ulun atau pangeran kusumadinata ii dan bergelar nalendra yang. Ia adalah simbol transisi, keberanian, dan kebijaksanaan dalam menghadapi perubahan zaman. Dilukis pada tahun 1978 oleh titi salmah.
Prabu geusan ulun merupakan seorang raja terakhir di kerajaan sumedang larang.